Minggu, 09 November 2008
child is Innocent...
Setiap anak yang dilahirkan adalah suci tanpa dosa.Kalaupun yang berdosa adalah orang tuanya.

Dulu waktu aku kecil, rasanya iri bila melihat anak yang disayangi orang tua sehingga tidak pernah dimarahi untuk apapun perbuatannya.Hanya ditegur dan setelah itu lupa dengan apa yang telah dia lakukan.Serasa dunia menjadi indah bila tidak ada teriakan ibu yang memarahi atau kecaman ayah yang menakutkan tentang apa yang kita lakukan.Dunia serasa di surga.Hidup tenang dan bahagia.

Tapi setelah besar dan dewasa barulah, aku mengetahui kalau itu tidak benar.Apalagi bila tipe anaknya seperti diriku yang keras kepala dan ingin menang selalu.Tidak boleh kalah itu prinsipku dulu.Dalam berantem ataupun dalam pendidikan tidak boleh kalah.

Apakah itu benar?

Tergantung, bila dilihat dari sisi kita yang bersaing itu benar, apakah ini benar juga ketika kita melakukan kesalahan?

Contohnya seseorang yang ku kenal, katakanlah namanya rini.Bagi rini bila dikritik atau ditegur adalah berarti menyalahkannya.Dan dia merasa setiap gerakan atau sikapnya yang dikritik adalah perbuatan orang yang benci terhadap dia.Menyakiti dia teramat sangat.Kenapa?

Karena rini tidak pernah dimarahi/di tegur bila dia melakukan hal-hal yang salah.Selalu benar!.Tidak pernah salah.Jadi bila rini ditegur oleh orang lain selain orang tuanya, kedua ayah ibunya merasa tidak senang.Rini adalah anaknya jadi yang berhak memarahi atau menegurnya adalah orang tuanya.Setiap yang rini lakukan harus dipuji.Di sanjung sebagai anak kecil yang paling cantik di sekolahnya.

Ini menjadi masalah ketika rini harus kuliah dan tinggal sangat jauh dari orang tuanya.Pada saat pertama-tama kuliah, rini merasa dia adalah cewek yang udik.Berasal dari tempat yang tertinggal.Merasa dia paling kampungan.Segala hal membuat rini tidak percaya diri.Dan yang membuatku semakin sedih melihatnya, rini selalu salh tingkah bila masuk ruang kuliah.Rini selalu merasa bajunya kampungan, cara jalannya berantakan dan merasa paling jelek di kampusnya.

Pada saat itu aku hanya menduga, apakah ini karena rini sejak kecil merasa selalu di puji sehingga ketika di kritik oleh salah satu temannya, rini langsung merasa tidak percaya diri.

Dalam ilmu kedokteran, kita mengenal perkembangan seorang emosi dan jiwa anak dibagi-bagi berdasarkan umur.Mulai dari ketika dia lahir bahkan beberapa ahli mengatakan saat dalam kandungan hingga usia kira2 17 tahun.Psikiater pasti selalu bertanya tahap-tahap perkembangan jiwa pasiennya terutama ketika kecil.Bagaimana dia melewati tahap-tahap itu.Dengan begitu dia bisa mendiagnosa, letak dari kesalahan kedua orang tua dan lingkungan ketika mendidik pasien tersebut.Aku sedikit banyak mengerti tentang tahapan tersebut.

Ketika melihat rini dengan kepribadiannya, aku berpikir kesalahan memang terletak kepada kedua orang tuanya yang terlalu melindunginya.Tidak pernah salah.Rini selalu paling benar, paling cantik.Hingga saat menghadapi kenyataan perasaan bersalah, rini meresponnya dengan perlawanan.Terlalu menyakitkan buatnya untuk dikritik.Dan respon rini yang keluar itu, aku mengetahui perkembangan jiwa rini baru sampai pada umur 12 tahun ketika dia berumur 20 tahun.Kenapa?

Kita tidak perlu mengerti kedokteran untuk tahu akan hal ini, tapi cobalah kita mengambil suatu pemahaman umum dan kewajaran, pada saat umur berapa rata-rata tiap anak merespon suatu kritikan sebagai ancaman.Ketika itulah jiwa rini ini tidak melewatinya dengan baik sehingga pada saat dewasa, kritikan menjadi tetap ancaman untuknya.

Saat ini, aku menemui kembali orang tua seperti orang tua rini.Anaknya tidak boleh dimarahi untuk kesalahan apapun.Cukup di tegur saja.bahkan ketika anak ini meludahi orang lain, dia tidak merasa bahwa dia bersalah dan harus minta maaf.Kejadian itu hanya berlalu tanpa kesan.Mungkin yang dia tahu kalau meludahi orang, merupakan perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang tuanya bukan perbuatan yang salah.Ini hal yang berbeda, bila tidak diperbolehkan berarti ada saat dimana perbuatan ini menjadi boleh.

Aku bukanlah orang yang selalu tahu ataupun merasa tahu tentang ini, tapi melihat rini-rini yang lain terbentuk, mungkin menambah pemuda indonesia yang rapuh.

Tapi anak ini masih belum sekolah jadi masih panjang perjalannya untuk itu.Bila melihat kedua orang tuanya yang seperti itu, mungkin aku hanya berharap lingkungan akan merubahnya.

Semoga dia tidak menjadi rini-rini yang lain...

baca selengkapnya..
posted by Dokter puput @ 07.35   0 comments
to be second priority
To be second Priority.....

menyebalkan memang.

Karena merasa keberadaan kita seakan hanya asesoris atau penghias aja.

Kapan Perasaan itu muncul?


Ketika kita merasa berharga untuk seseorang/instansi/grup/negara tapi respon yang kita harapkan tidaklah seindah yang kita bayangkan atau bahkan lebih buruk.

Setiap orang tidak akan suka menjadi prioritas yang kedua kecuali mungkin istri yang kedua..

Saat merasakan itu terjadi pada diriku...ternyata menyakitkan juga.
Dan yang lebih menyebalkan adalah ketika seseorang itu menyadari atau sengaja melakukan hal tersebut.Damn I hate it!.

Setidak satu yang kutahu tentang diriku bahwa aku bukanlah tipe pencemburu.Buatku tidak terlalu bermasalah pasangan untuk berjalan atau bercengkrama dengan teman2nya selama dalam masih batas wajar.

Jadi sepertinya kalau itu sudah menggangguku yaa...berarti itu sudah berlebihan.

Aku tidak tau bagaimana memprotesnya...apakah harus marah atau benci?...i dont know.

Jadi karena belum mengetahui bagaimananya,akan lebih baik sekarang berpikir saja.

dan tentu saja menyimpannya untuk diriku sendiri dan mungkin seseorang yang kurasa bisa kubagi perasaan ini.Yang jelas tidak kepada pasanganku.

baca selengkapnya..
posted by Dokter puput @ 07.20   0 comments
About Me


Name: Dokter puput
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Blogger Templates